Cari Blog Ini

Senin, 21 Februari 2011

(My) Shoulder,, (Not For You) To Cry On

Apa sih yang engga dibagi sama sahabat sejati? Berangkat ke kampus bareng, ikut ekskul bareng, sampai traveling bareng. But as good friends, we share not only good times, but also bad times. Sahabat memang jadi tempat yang paling pas buat curhat. Tapi kenapa ya belakang ini semua curhatan sahabat kamuterasa berlebihan dan kamu jadi malas mendengarkannya? Oh oww, are you already become a mean friend? Or this is really because she is over reacting on everything?


That’s not right but it’s ok
Firstly, bad mood is contagious alias bete itu menular. So, ngak heran kalo proses curhat peristiwa sedih atau mengharukan seorang teman juga bisa mempengaruhi perasaan kamu. Makanya, butuh persiapan mental juga menghadapi teman yang akn curhat. Setidaknya kamu sendiri  tidak dalam keadaan yang sama, you’re in a normal day. Kondisi kamu yang baik-baik saja penting untuk stamina kamu dalam prose ini, yaitu mendengarkan dan membesarkan hati teman kamu. Ada kalanya proses curhat berimbang, tapi ketika kamu akhirnya dijadikan dari pelepasan bak keranjang kosong yang siap menampung apapun, maka wajar aja jika kamu bosan dan capek. Belum lagi, kalau masalah yang dia curhatin masih sama. Well, with all those stuff, nggak heran kalau kamu malah jadi gak nyaman setiap kali sobat kamu mau curhat. Dan tenang, ini bukan berarti kamu teman yang jahat. You’re only a human!


I am here for you, but not always!
Yup, meski bersahabatan bukan berarti kamu harus selalu ada untuknya. Kuantitas tidak selalu menjamin kualitas lho! Sahabat yang baik adalah sahabat memang bisa diandalkan saat susah dan senang. Tapi ini bukan berarti kamu bisa menentukan kapan sobat kamu dalam kondisi yang benar-benar penting untuk didampingi langsung diberi support. Ketika kamu tau masalahnya gak darurat, kamu boleh memilih untuk enggak terlibat. Atau, kalaupun kamu terjebak dalam situasi curhat nggak penting, maka sudah saatnya kamu tegas. Maksudnya, kalau kamu lagi good mood dan rela mengorbankan waktu untuk dia, kamu boleh menerima ajakan curhatnya. Tapi, kalu kamu juga lagi capek atau lumayan sibu, hindari situasi ini demi kebaikan kalian berdua. Sobat kamu juga harus bisa ngertiin kamu ngakk selalu available. Toh, bukan berarti kamu nggak peduli lagi. Tapi, kalau sobat kamu malah marah di saat kamu absent di acara curhat, hmm maybe she’s just now your bestfriend! (diambil dari majalah sister edisi maret 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Senin, 21 Februari 2011

(My) Shoulder,, (Not For You) To Cry On


Apa sih yang engga dibagi sama sahabat sejati? Berangkat ke kampus bareng, ikut ekskul bareng, sampai traveling bareng. But as good friends, we share not only good times, but also bad times. Sahabat memang jadi tempat yang paling pas buat curhat. Tapi kenapa ya belakang ini semua curhatan sahabat kamuterasa berlebihan dan kamu jadi malas mendengarkannya? Oh oww, are you already become a mean friend? Or this is really because she is over reacting on everything?


That’s not right but it’s ok
Firstly, bad mood is contagious alias bete itu menular. So, ngak heran kalo proses curhat peristiwa sedih atau mengharukan seorang teman juga bisa mempengaruhi perasaan kamu. Makanya, butuh persiapan mental juga menghadapi teman yang akn curhat. Setidaknya kamu sendiri  tidak dalam keadaan yang sama, you’re in a normal day. Kondisi kamu yang baik-baik saja penting untuk stamina kamu dalam prose ini, yaitu mendengarkan dan membesarkan hati teman kamu. Ada kalanya proses curhat berimbang, tapi ketika kamu akhirnya dijadikan dari pelepasan bak keranjang kosong yang siap menampung apapun, maka wajar aja jika kamu bosan dan capek. Belum lagi, kalau masalah yang dia curhatin masih sama. Well, with all those stuff, nggak heran kalau kamu malah jadi gak nyaman setiap kali sobat kamu mau curhat. Dan tenang, ini bukan berarti kamu teman yang jahat. You’re only a human!


I am here for you, but not always!
Yup, meski bersahabatan bukan berarti kamu harus selalu ada untuknya. Kuantitas tidak selalu menjamin kualitas lho! Sahabat yang baik adalah sahabat memang bisa diandalkan saat susah dan senang. Tapi ini bukan berarti kamu bisa menentukan kapan sobat kamu dalam kondisi yang benar-benar penting untuk didampingi langsung diberi support. Ketika kamu tau masalahnya gak darurat, kamu boleh memilih untuk enggak terlibat. Atau, kalaupun kamu terjebak dalam situasi curhat nggak penting, maka sudah saatnya kamu tegas. Maksudnya, kalau kamu lagi good mood dan rela mengorbankan waktu untuk dia, kamu boleh menerima ajakan curhatnya. Tapi, kalu kamu juga lagi capek atau lumayan sibu, hindari situasi ini demi kebaikan kalian berdua. Sobat kamu juga harus bisa ngertiin kamu ngakk selalu available. Toh, bukan berarti kamu nggak peduli lagi. Tapi, kalau sobat kamu malah marah di saat kamu absent di acara curhat, hmm maybe she’s just now your bestfriend! (diambil dari majalah sister edisi maret 2010)

0 komentar on "(My) Shoulder,, (Not For You) To Cry On"

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates